Sabtu, 27 Juli 2019

Tentang Mimpi


Tentang  Mimpi

Tentang mu mimpi ….
Kau adalah bagian satu dari sejuta dalam hidup setiap insan
Kau adalah akar dari masa depan setiap maklhuk
Kau bagian dari hidup, bagian dari sebuah perjuangan
Tidak ada lelah untuk mencapai puncakmu
Walau kadang kerikil tajam menghampiri,
Namun semangat menggapaimu tak akan pudar
Lelah ? Derai air mata ? Resah ?
Tak akan menggoyahkan langkah menuju akhirmu

Tentang mu mimpi ….
Tak ada yang lebih berharga dari proses tuk menggapaimu
Tak ada yang lebih penting demi mecapai titik akhirmu
Tak ada yang lebih nikmat dari perjuangan mendapatkanmu

Mimpi …..
Aku dan yang lainnya adalah pengejarmu
Bersahabatlah dalam proses ku tuk menggapaimu
Aku pasti akan berada disana
                    “Menggenggamu”

Kamis, 07 Februari 2019

LAPORAN LENGKAP KIMIA FISIKA TENTANG TERMODINAMIKA


LAPORAN LENGKAP
KIMIA FISIKA
“TERMODINAMIKA”
 








OLEH :

KELOMPOK       : II (DUA)
KELAS                : STIFA A 2017

ASISTEN            : Ferdy Winardy, S.Farm



LABORATORIUM KIMIA FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI
MAKASSAR
2018
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Termodinamika memainkan peran penting dalam analisis sistem dan piranti yang ada didalamnya terjadi perpindahan formasi energi. Implikasi termodinamika bercakupan jauh, dan penerapannya membentang keseluruh kegiatan manusia. Bersamaan dengan sejarah teknologi kita, perkembangan sains telah memperkaya kemampuan kita untuk memanfaatkan energi dan menggunakan energi tersebut untuk kebutuhan masyarakat. Kebanyakan kegiatan kita melibatkan perpindahan energi dan perubahan energi.
Termodinamika merupakan ilmu tentang energi, yang secara spesifik membahas tentang hubungan antara energi panas dengan kerja. Seperti telah diketahui bahwa energi didalam alam dapat terwujud dalam berbagai bentuk, selain energi panas dan kerja, yaitu energi kimia, energi listrik, energi nuklir, energi gelombang elektromagnetik, energi akibat gaya magnet dan lain-lain. Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik secara alamiah maupun hasil rekayasa teknologi. Selain itu energi dialam semesta bersifat kekal. Tidak dapat dibangkitkan atau dihilangkan, yang terjadi adalah perubahan energindari satunbentuk menjadi bentuk lain tanpa ada pengurangan atau penambahan. Prinsip ini disebut sebagai prinsip konservasi atau kekebalan energi.
Ilmu termodinamika merupakan ilmu yang berupaya untuk memprediksi perpindahan energi yang mungkin terjadi antara material atau benda sebagai akibat dari perbedaan suhu. Ilmu termodinamika mengajarkan bahwa  transfer energi yang dimaksud didefinisikan sebagai panas. Ilmu perpindahan panas tidak hanya menjelaskan bagaimana energi panas dapat ditransfer, akan tetapi juga untuk memprediksi tingkat dimana pertukaran berlangsung di bawah kondisi tertentu. Menurut jenis perambatannya, perpindahan panas digolongkan menjadi tiga yaitu perpindahan panas secara konduksi, konveksi dan radiasi.
Secara umum termodinamika mempelajari tentang reaksi. Reaksi yang menyerap panas atau kalor dari lingkungan ke sistem disebut reaksi eksoterm sedangkan reaksi yang melepaskan panas atau kalor dari sistem ke lingkungan disebut reaksi eksoterm.
Penerapan hukum termodinamika dalam bidang farmasi adalah penggunaan energi panas dalam pengobatan, misalnya diagnostik termografi (mendeteksi temperatur permukaan kulit), pembuatan emulsi dengan bantuan emulgator, dan termometer bimetal mekanik keping bimetal memiliki dua buah keping logam. Kepingan ini dapatmelengkung jika terjadi perubahan suhu.
I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
I.2.1 Maksud Percobaan
Adapun maksud dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui dan memahami peristiwa termodinamika dan untuk membuktikan hukum-hukum termodinamika.
I.2.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu :
1.    Untuk mengetahui bagaimana panas pelarut (endoterm) pada sampel C6H8O7 (asam sitrat) dengan penambahan H2O.
2.    Untuk mengetahui bagaimana panas reaksi (eksoterm) pada sampel CaCO3 (kalium karbonat) dengan peanambahan HCl.
I.2.3 Prinsip Percobaan
I.2.3.1 prinsip percobaan eksoterm
Terjadi perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan yang menghasilkan suhu panas. Dalam penentuan suhu dilakukan pengamatan terhadap perubahan temperatur menggunakan termometer dengan  waktu tertentu.
I.2.3.2 Prinsip Percobaan Endoterm
Terjadi perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem yang membutuhkan suhu panas. Dalam penentuan suhu dilakukan pengamatan terhadap perubahan temperatur menggunakan termometer dengan  waktu tertentu.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum
        Termodinamika mempelajari hubungan bermacam-macam bentuk tenaga dalam suatu sistem. Seperti diketahui tenaga ada bermacam-macam, misalnya tenaga listrik, tenaga kimia, tenaga radiasi, tenaga cahaya, tenaga panas dan sebagainya (Suhardjo, 1997).
        Termodinamika berasal dari dua kata, yaitu thermal (yang berkenaan dengan panas) dan dinamika (yang berkenaan dengan pergerakan). Jadi termodinamika adalah ilmu mengenai fenomena tentang energi yang berubah-ubah karena pengaliran panas dan usaha yang dilakukan (Hani, 2010).
        Tenaga yang satu dapat diubah menjadi bentuk tenaga yang lain, misal tenaga kimia menjadi tenaga listrik atau panas dan sebaliknya. Termodinamika hanya mempelajari hubungan antara tenaga awal dan akhir dari sistem tersebut. Tenaga dari sistem ialah jumlah tenaga potensial dan tenaga kinetiknya. Tenaga potensial yaitu tenaga yang dimiliki oleh sistem karena kedudukannya (struktur sistem atau kedudukan terhadap sistem lain) (Suhardjo, 1997).

      








Gambar 1. Kalorimeter
Sistem adalah bagian dari suatu proses yang menjadi pusat perhatian atau sesuatu yang ingin dipelajari. Sistem dapat berupa sebuah benda bebas yang sederhana atau sebuah kilang bahan pengolahan bahan kimia yang kompleks. Sedangkan segala sesuatu yang berada di luar sistem dikategorikan sebagai bagian dari lingkungan (surroundings) sistem  (Moran, 2003).
        Jika kita mempelajari termodinamika maka kita menyorot suatu bagian tertentu dari alam semesta yang disebut sistem. Segala sesuatu yang berada di sekitar atau di luar sistem disebut lingkungan. Sistem dan lingkungannya dipisahkan oleh batas-batas tertentu yang dapat nyata atau tidak nyata. Pertukaran energi dan materi/massa dapat terjadi antara sistem dan lingkungannya. Karena adanya pertukaran ini, sistem dapat dibagi atas tiga kelompok yaitu (Kasim, 2011) :
a.    Sistem tersekat
        Sistem tersekat adalah apabila sistem dan lingkungan tidak terjadi pertukaran energy dan/atau pertukaran materi misalnya termos air yang ideal (isolator berfungsi dengan sempurna).
Contoh sistem semacam itu adalah termos tempat menyimpan es, dengan dinding berupa dua kaca berlapis perak di bagian dalam dan bagian luar, dan diantara keduanya adalah ruang vakum yang berperan sebagai penyekat.
b.    Sistem tertutup
        Sistem tertutup adalah jika pertukaran energy antara sistem dan lingkungan dapat terjadi tetapi tidak terjadi pertukaran materi antara keduanya. Contoh, sejumlah gas dalam silinder yang dilengkapi dengan pengisap.
c.    Sistem terbuka
        Sistem terbuka adalah jika pertukaran energy dan pertukaran materi dapat terjadi, misalnya zat atau campuran dalam gelas kimia terbuka. Contoh sederhana adalah sebutir telur, yang dindingnya dapat tembus energi maupun zat, seperti oksigen untuk pernapasan dan garam-garam yang berlangsung saat mengasinkan.
Terdapat beberapa hukum yang menjelaskan tentang termodinamika, yaitu (Kasim, 2011) :
1.    Hukum ke nol termodinamika
Jika ada dua sistem, masing-masing setimbang dengan suatu sistem ketiga, maka kedua sistem harus setimbang satu dengan yang lain.
2.    Hukum pertama termodinamika
        Jika sebongkah batu dijatuhkan, energi potensialnya diubah menjadi energy kinetik. Sebaliknya “barbel” diangkat mak energi kinetiknya diubah menjadi energi potensial. Secara umum, energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain. Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Energi total yang hilang oleh suatu sistem sama denagn energi total yang diberikan oleh lingkungannya. Demikian juga, energi total yang diberikan oleh sistem sama dengan energi yang hilang oleh lingkungan. Pernyataan penting ini juga biasa disebut dengan hukum kekekalan energi.
3.    Hukum kedua termodinamika
        Hubungan antara entropi dan kespontanan reaksi dinytakan oleh hukum kedua termodinamika : entropi dari alam semesta bertambah dalam proses spontan dan tidak berubah pada proses kesetimbangan. Karena alam semesta terdiri atas sistem dan lingkungan, perubahan entropi dalam alam semesta untuk setiap proses merupakan jumlah perubahan entropi sistem (∆Ssis) dan perubahan entropi sistem (∆Slingk).
Proses spontan (∆Stotal) = (∆Ssis) + (∆Slingk) >0
Proses kesetimbangan (∆Stotal) = (∆Ssis) + (∆Slingk) = 0
        Untuk proses spontan hukum ini menyatakan bahwa (∆Stotal) harus lebih besar dari nol, tetapi tidak menjelaskan tentang (∆Ssis) atau (∆Slingk) akan negatif.
4.    Hukum ketiga termodinamika
        Hukum ketiga termodinamika berhubungan dengan penentuan nilai entropi. Susunan yang paling teratur dari setiap zat dengan gerakan bebas atom atau molekul yang paling kecil adalah Kristal sempurna pada nol mutlak (0 K). Menurut hukum ketiga termodinamika, entropi zat kristal sempurna adalah nol pada suhu nol mutlak. Dengan naiknya suhu, gerakan bebas juga naik. Jadi entropi setiap zat pada suhu di atas 0 K lebih besar nol. Perlu diketahui bahwa jika kristal tidak murni maka entropi lebih besar daripada nol.
        Hal penting dari hukum ketiga termodinamika adalah bahwa entropi mutlak dari zat dapat ditentukan dengan hukum ini. Dengan pengetahuan bahwa entropi zat kristal murni adalah nol pada suhu nol mutlak, kita dapat mengukur kenaikan entropi zat jika dipanaskan. Perubahan entropi diberikan oleh :
∆S = Sakhir - Sawal
∆S = Sakhir – 0, jadi ∆S = Sakhir (karena Sakhir = 0)
        Termodinamika melibatkan reaksi eksoterm dan edoterm, eksoterm adalah sistem yang melepaskan kalor ke lingkungan  (∆H=-) sedangkan endoterm adalah sistem yang menyerap kalor dari lingkungan (∆H =+).
        Termodinamika melibatkan reaksi eksoterm dan endoterm, eksoterm adalah sistem yang melepaskan kalor ke lingkungan  (∆H=-) contoh reaksi :
C(s) + O2(g)           CO2(g) +393,5 kJ ; ∆H = -393,5 kJ.
 sedangkan endoterm adalah sistem yang menyerap kalor dari lingkungan (∆H =+) contoh reaksi :
CaCo3(s)             CaO(s) + CO2(g) -178 kJ ; ∆H = +178,5 kJ



Tabel perbedaan antara Eksoterm dan Endoterm
No
Eksoterm
Endoterm
1
Perubahan entalpi = ∆H < 0
Perubahan entalpi = ∆H > 0
2
Terjadi penurunan entalpi
Terjadi kenaikan entalpi
3
Reaksinya melepas kalor dan umumnya berlangsung spontan
Reaksinya menyerap kalor dan umumnya tidak berlangsung spontan
4
Energi panas/kalor pindah dari sistem ke lingkungan (ditandai dengan suhu lingkungan naik)
Energi panas/kalor pindah dari lingkungan ke system (ditandai dengan suhu lingkungan turun)
        Contoh reaksi eksoterm dalam kehidupan sehari-hari yaitu, pembuatan es batu, kondensasi hujan dari uap air, lilin menyala, besi berkarat, pembakaran bensin dalam ruang bakar kendaraan sedangkan contoh endoterm yaitu mencairnya es batu, penguapan air, pemanggangan roti, memasak roti dan lain-lain.
II.2 Uraian Bahan  
1.    Aquadest (Dirjen POM,1979,P.96)
Nama Resmi
:
AQUA DESTILLATA
Nama Lain
:
Air suling
BM/RM
:
18,02/H2O
Pemerian
:
Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan
:
Sebagai sampel
2.    Asam Klorida (Dirjen POM,1979,P.53)
Nama Resmi
:
ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama Lain
:
Asam klorida
RM/BM
:
HCl/36.5
Pemerian
:
Cairan, tidak berwarna, berasap, bau merangsang. Jika diencerkan dengan dua bagian air asap dan bau hilang
Kelarutan
:
Larut dalam air tercampur penuh
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan
:
Sebagai sampel
3.    Asam Sitrat (Dirjen POM,2014,P.164)
Nama Resmi
:
CITRIC ACID
Nama Lain
:
Asam sitrat
RM/BM
:
C6H8O7/210
Pemerian
:
Hablur bening, tidak berwarna atau serbuk hablur granul sampai halus, putih, tidak berbau atau praktis tidak berbau, rasa sangat asam. Bentuk hidrat dalam udara kering
Kelarutan
:
Sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam etanol, agak sukar larut dalam eter
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan
:
Sebagai sampel
4.    Kalsium Karbonat (Dirjen POM,1979,P.120)
Nama Resmi
:
CALCII CARBONAS
Nama Lain
:
Kalsium Karbonat
RM/BM
:
CaCO3/68,09
Pemerian
:
Serbuk hablur, putih, tidak berbau, tidak
Berasa
Kelarutan
:
Praktis, tidak larut dalam air, sangat sukar larut dalam air yang mengandung
Karbondioksida
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup
Kegunaan
:
Sebagai sampel
5.    Kalium Bromat (Dirjen POM,1979,P.687)
Nama Resmi
:
POTASSIUM BROMIDE
Nama Lain
:
Kalium Bromat
RM/BM
:
KBrO3/119.002
Pemerian
:
Serbuk hablur, putih
Kelarutan
:
Pada suhu 15,5°C larut dalam 12,5 bagian air, dalam 2 bagian air mendidih ; sangat sukar dalam etanol (95%) P
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup
Kegunaan
:
Sebagai sampel


BAB III
METODE KERJA
III.1  Alat dan Bahan
III.1.1 Alat
        Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu batang pengaduk, gelas beaker, kertas perkamen, neraca analitik, pipet skala, sendok tanduk, thermometer.
III.1.2 Bahan
        Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu aquadest (H2O), asam klorida (HCl), asam sitrat (C6H8O7) dan  kalsium karbonat (CaCO3).
III.2  Cara Kerja
III.2.1 Panas Pelarutan (Endoterm)
a.    Panas pelarut dengan penambahan variasi  (H2O) air suling
1.    Ditimbang asam sitrat (C6H8O7) yang setara dengan 0,001 mol (0,21 g).
2.    Dimasukkan asam sitrat (C6H8O7) ke dalam gelas beaker.
3.    Ditambahkan H2O sebanyak 0,5 ml (0,027 mol), 1 ml (0,055 mol) dan 2 ml (0,11 mol) ke dalam gelas beaker.
4.    Diukur suhu panas pelarut dengan termmometer.
b.    Panas pelarut dengan penambahan variasi (C6H8O7) asam sitrat
1.    Ditimbang asam sitrat (C6H8O7) yang setara dengan 0,001 mol (0,21 g), 0,002 mol (0,42 g) dan 0,003 mol (0,63 g).
2.    Dimasukkan asam sitrat (C6H8O7) ke dalam gelas beaker.
3.    Ditambahkan H2O sebanyak 1 ml (0,055 mol) ke dalam gelas beaker.
4.    Diukur suhu panas pelarut dengan thermometer.




III.2.1 Panas Reaksi (Eksoterm)
1.    Ditimbang kalsium karbonat (CaCO3) yang setara dengan 0,01 (0,68 g) dan 0,02 mol (1,36 g).
2.    Dimasukkan kalsium karbonat (CaCO3) ke dalam gelas beaker.
3.    Ditambahkan HCl sebanyak 1 ml (0,055 mol) ke dalam gelas beaker.
4.    Diukur suhu panas reaksi dengan termometer.

BAB IV
HASIL
IV.1 Data Pengamatan
a.    Endoterm
Tabel panas pelarut dengan variasi penambahan H2O
mol asam sitrat
H2O (Mol)
Suhu (oC)
0,001
0,5 mL (0,027 mol)
32oC
0,001
1 mL (0,055 mol)
31oC`
0,001
2 mL (0,11 mol)
29oC

          Suhu (°C)




                                                                                                  Mol

Gambar 2. Grafik panas pelarut dengan variasi penambahan H2O
b.    Endoterm
Tabel panas pelarut dengan variasi penambahan Asam sitrat
Mol Asam Sitrat
H2O (mol)
Suhu (oC)
0,001
1 mL (0,055 mol)
31oC
0,002
1 mL (0,055 mol)
30oC
0,003
1 mL (0,055 mol)
26oC

             Suhu (°C)





                                                                                                                Mol
Gambar 3. Grafik panas pelarut dengan variasi penambahan asam sitrat
c.    Reaksi eksoterm
Mol CaCO3
HCl
Suhu (oC)
0,01 mol
1 mL (0,03 mol)
39oC
0,02 mol
1 mL (0,03 mol)
410C
Tabel panas pelarut dengan variasi penambahan Asam sitrat



                    
              Suhu (°C)


                                                                                                                
                                                                                                 Mol
Gambar 4. Grafik panas reaksi dengan variasi penambahan kalsium karbonat (CaCO3)

IV.2 Perhitungan
1.    Perhitungan variasi penambahan H2O
        Untuk memperoleh asam sitrat (C6H8O7) 0,001 mol terlebih dahulu dihitung berapa banyak asam sitrat yang dibutuhkan. Dengan rumus :


 


Diketahui                   : BM asam sitrat (C6H8O7)  = 210
 Mol = 0,001
Ditanyakan               : g = …. ?
Penyeleasaian         :


        Untuk mendapatkan berapa mol dalam tiap ml H2O dapat digunakan rumus :


Diketahui                   : BE H2O = 18 g
   BJ H2O = 1
Ditanyakan               :  Mol H2O 0,5 ml = …. ?
 Mol H2O 1 ml = …. ?
 Mol H2O 2 ml = …. ?
Penyelesaian           :
a.    H2O 0,5 ml
b.    H2O 1 ml
c.    H2O 2 ml
2.    Perhitungan variasi penambahan Asam sitrat  (C6H8O7)
                Untuk memperoleh asam sitrat (C6H8O7)  0,001 mol, 0,002 mol dan 0,003 mol terlebih dahulu dihitung berapa banyak asam sitrat yang dibutuhkan. Dengan rumus :


 


Diketahui                   : BM asam sitrat = 210
  Mol = 0,001, 0,002 dan 0,003
Ditanyakan               : g = …. ?
Penyeleasaian         :
a.    C6H8O7 0,001 mol
 
b.    C6H8O7 0,002 mol
c.    C6H8O7 0,003 mol




        Untuk mendapatkan berapa mol dalam tiap ml H2O dapat digunakan rumus :


 



Diketahui                   : BE H2O = 18 g
   BJ H2O = 1
Ditanyakan               : Mol H2O 1 ml = …. ?
Penyelesaian           :

3.    Perhitungan panas pelarut
        Untuk memperoleh kalsium karbonat (CaCO3) 0,01 mol dan 0,02 mol terlebih dahulu dihitung berapa banyak asam sitrat yang dibutuhkan. Denga rumus :


 


Diketahui                   : BM kalsium karbonat (CaCO3)= 68,09
 Mol = 0,01 dan 0,02
Ditanyakan               : g = …. ?
Penyeleasaian         :
a.    CaCO3 0,01 mol
 gram kalium karbonat
b.    CaCO3 0,002 mol
 gram kalium karbonat


        Untuk mendapatkan berapa mol dalam tiap ml HCl dapat digunakan rumus :


 


Diketahui                   : BE HCl = 36,5 g
   BJ HCl = 1,18
Ditanyakan               : Mol HCl 1 ml = …. ?
Penyelesaian           :
IV.3 Hasil Reaksi
CaCO3 + 2HCl → CaCl2 + H2O + CO2


BAB V
PEMBAHASAN
         Termodinamika adalah ilmu yang mempengaruhi perpindahan atau perubahan kalor. Dalam termodinamika dikenal dengan adanya sistem dan lingkungan yang terdapat pada reaksi eksoterm dan endoterm. Pada percobaan kali ini dilakukan pengamatan terhadap reaksi eksoterm dan endoterm. Endoterm ditandai dengan penurunan suhu suatu reaksi sedangkan eksoterm ditandai dengan kenaikan suhu suatu reaksi.
        Pada endoterm digunakan sampel asam sitrat ditambahkan H2O. Asam sitrat 0,001 mol (0,21 g) ditimbang terlebih dahulu, lalu dimasukkan kedalam gelas beaker. Setelah itu, dimasukan H2O sebanyak 0,5 ml (0,027 mol), 1 ml (0,055 mol) dan 2 ml (0,11 mol) kedalam gelas beaker. Kemudian, diukur suhunya pada penambahan 0,5 ml (0,027 mol) H2O diperoleh suhu 32oC, pada penambahan H2O 1 ml (0,055 mol) diperoleh suhu 31oC dan pada penambahan H2O 2 ml (0,11 mol) diperoleh suhu 29°C. Pada variasi penambahan H2O 0,001 mol (0,21 g) ditimbang terlebih dahulu, lalu dimasukkan kedalam gelas beaker. Setelah itu, ditambahkan H2O sebanyak 1 ml (0,027 mol) dan diperoleh suhu 31°C, hal yang sama juga dilakukan pada penambahan asam sitrat 0,002 mol (o,42 g) diperoleh suhu 30°C dan pada penambahan asam sitrat 0,003 mol (0,63 g) diperoleh suhu 26°C.
        Adapun faktor yang dapat mempengaruhi eksoterm dan endoterm ialah konsentrasi suatu larutan dan keadaan lingkungan sekitarnya.
        Sebelum melakukan percobaan, gelas beaker terlebih dahulu dibungun dengan steroform. Hal tersebut dilakukan agar lingkungan dan sistem tidak terpengaruh oleh keadaan maupun panas dari luar.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
1.    Pada percobaan panas pelarut (endoterm) didapatkan hasil bahwa semakin banyak penambahan mol H2O maka suhu semakin menurun.
2. Pada percobaan panas reaksi (eksoterm) didapatkan hasil bahwa semakin banyak penambahan mol HCl maka suhu akan semakin meningkat.
V.2 Saran
Sebaiknya metode pada percobaan praktikum juga dilakukan  percobaan fisika bukan cuma percobaan kimia agar kita dapat membandingkan percobaan dari segi fisika maupun kimia.






DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia : Jakarta.
Hani, A.R dan Handoko Riwidikko. 2007. Fisika Kesehatan. Nuha Medika :
Yogyakarta
Moran, M.J dan Howard N. S. 2003. Termodinamika Teknik Edisi ke-4.
Erlangga : Jakarta.
Kasim, S. 2011. Kimia Dasar. Universitas Hasanuddin : Makassar.
Rokhmad. 2005. Kimia. Penerbit Andi : Yogyakarta.
Suhardjo. 1997. Kimia Fisika. Penerbit Renike Cipta : Jakarta.