LAPORAN PRAKTIKUM FISISKA
DASAR
“PENDINGINAN NEWTON”

OLEH :
KELOMPOK VII
KELAS STIFA A 2017
ASISTEN : MILASARI RUSLAN
LABORATORIUM BIOLOGI FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI
MAKASSAR
2017
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Fisika sebagai
salah satu ilmu
dasar dibidang sains punya andil yang besar terhadap perkembangan pengetahuan
dan teknologi, karena banyak penemuan-penemuan yang besar dan berpengaruh besar
lahir dari ilmu fisika.
Salah satu
hal yang dipelajari dalam ilmu fisika adalah kalor, beberapa peristiwa alam
yang terjadi dalam kehidupan sehari–hari seperti penghantaran panas matahari,
penguapan air, peleburan es, hingga pendinginan air pun behubungan dengan
kalor. Dalam proses pendinginan banyak faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan
penurunan suhu, diantaranya temperatur lingkungan, luas permukaan, hingga
aliran udara lingkungan.
Peristiwa Pendinginan Newton
banyak di jumpai bidang kefarmasian (metode pengobatan). Salah satunya dalam
metode konduksi contohnya penggunaan handuk panas, cara ini efektif untuk
pengobatan kejang otot dan radang akut sumsum tulang belakang yang disebabkan
oleh virus. Sedangkan dalam metode radiasi digunakan untuk pemanasan permukaan
tubuh menggunakan inframerah, sedangkan dalam metode gelombang ultrasonik,
transduser piezo elektrik diletakkan langsung pada jaringan yang akan diobati.
Penggunaan medote ini lebih efektif pada tulang belakang oleh karena tulang
lebih banyak menyerap panas.
I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
I.2.1 Maksud Percobaan
Adapun maksud dari percobaan ini adalah untuk memahami konsep hukum Pendinginan Newton.
I.2.2 Tujuan
Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah
sebagai berikut :
1. Mengetahui teori
tentang Pendinginan Newton
2. Mengetahui rumus untuk menentukan kalor jenis suatu zat.
I.3 Prinsip Kerja
Adapun
prinsip kerja pada percobaan ini adalah untuk menaikkan suhu suatu sampel
sampai 80ºC, kemudian menghitung waktu suatu sampel hingga suhu sampel tersebut
turun secara bertahap sampai 50ºC.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
II.1 Teori Umum
Jika dua benda memiliki suhu yang
berbeda atau dua bagian dari suatu benda memiliki suhu yang berbeda maka panas
akan mengalir dari benda (bagian benda) yang bersuhu tinggi ke benda (bagian
benda) yang bersuhu rendah. Panas selalu mengalir dengan spontan dari benda
yang lebih panas ke benda yang lebih dingin (Ahmadi, 2007).
Hukum
pendinginan newton menyatakan bahwa laju perubahan perbandingan suhun suatu
benda sebanding dengan perbedaan antara suhu sendiri dan suhu ambien (yaitu
suhu sekitarnya), Hukum Newton membuat pernyataan tentang tingkat perubahan
suhu. Hukum Newton yang dimaksud disini, bukanlah hukum newton yang berkaitan
dengan [Hukum I Newton (F=O), Hukum II Newton (F=m.a), dan Hukum III Newton (Faks=Ffraksi)],
melainkan Hukum Newton (Pendinginan Newton) yang berkaitan dengan Hukum
Termodinamika (Halliday, 1992).
Panas
dapat dipindahkan dari suatu sistem ke sistem lain yang suhunya berbeda.
Seperti pada batang logam yang dipanasi di satu sisi maka lama kelamaan suhu
sisi lain juga akan naik. Setiap bahan memiliki kemampuan untuk menghantarkan
yang berbeda-beda. Konduktivitas panas suatu zat menunjukkan kemampuan suatu
zat dalam menghantarkan panas per satuan ketebalan medium, persatuan luasan dan
persatuan suhu. Perpindahan panas dapat didefinisikan sebagai berpindahnya
energi dari suatu daerah kedaerah lainnya sebagai akibat dari beda suhu antara
daerah-daerah tersebut dari temperatur fluida yang lebih tinggi ke fluida lain
yang memiliki temperatur yang lebih rendah. Perpindahan panas pada umumnya
dapat dibedakan menjadi 3 cara perpindahan panas yang berbeda: konduksi
(conduction, juga dikenal dengan istilah hantaran), konveksi (convection, juga
dikenal dengan istilahsa aliran), radiasi (radiation, juga dikenal dengan
istilah pancaran) (Nanik, 2014).
a. Konduksi
Peristiwa
perpindahan panas secara konduksi terjadi pada media atau bahan padat. Perilaku
konduksi dalam bahan ditunjukan oleh perambatan panas dari sekumpulan zat ke
kumpulan zat teangganya. Perambatan tersebut terjadi akibat gerak molekul di
sekitar titik seimbangnya yang menjadi pola estafet panas secara berkelanjutan
(Satira, 2013).
Persamaan
dasar untuk konduksi satu dimensi dalam keadaan stedi dapat ditulis (Satira,
2013) :

Dimana :
T = Temperature cairan (ºC)
T0 = Temperatur lingkungan (ºC)
K = Konstanta pendinginan air
t = Waktu (s)
b. Konveksi
Konveksi
adalah proses transpor energi dengan kerja gabungan dari koduksi panas, penyimpanan energi dari gerakan mencampur.
Perpindahan panas dengan cara konveksi lebih disebabkan oleh perilaku “aliran”
molekul yang membawa panas secara bebas, tidak terikat kuat oleh kedudukan
molekul tetangganya. Oleh karena itu, perilaku konveksi cenderung terjadi pada
molekul fluida. Panas dipindahkan ke tempat lain dengan “dibawa langsung” oleh
molekul-molekul fluida (Satira, 2013).
c. Radiasi
Radiasi
adalah proses dimana panas mengalir dari benda yang bersuhu tinggi ke benda
yang bersuhu rendah bila benda-benda itu terpisah di dalam ruang, bahkan bila
terdapat ruang hampa di antara benda-benda tersebut (Nanik, 2014).
Semua benda
memancarkan panas radiasi secara terus menerus. Intensitas pancaran tergantung
pada suhu dan sifat permukaan. Energi radiasi bergerak dengan kecepatan cahaya
(3 x 108 m/s) dan gejala-gejalanya menyerupai radiasi cahaya dan radiasi
thermal hanya berbeda dalam panjang gelombang masing-masing (Nanik, 2014).
II.2 Uraian Bahan
1.
Aquadest (Dirjen
POM;1979,Hal.96)
Nama Resmi :
AQUA DESITILLATA
Nama Lain :
Air suling
Bm/Rm :
18,02/ H2O
Pemerian :
Cairan jernih, tidak berwarna,
tidak berbau, tidak
mempunyai rasa.
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan :
Sebagai sampel
2.
Gliserin (Dirjen POM;1979,Hal.273)
Nama Resmi :
GLYCEROLUM
Nama Lain :
Gliserin
Bm/Rm :
92,10/ C3H8O3
Pemerian :
Jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
manis diikuti rasa
hangat.
Kelarutan :
Dapat campur dengan air, dan dengan
etanol (95
) P, praktis tidak
larut

dalam kloroform P, dalam eter P, dan
dalam minyak
lemak.
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan :
Zat tambahan
3. Minyak Goreng atau Minyak Kelapa (Dirjen
POM;1979,Hal.456)
Nama Resmi :
OLEUM COCOS
Nama Lain :
Minyak kelapa
Bm/Rm :
-
Pemerian :
Cairan jernih, tidak berwarna atau
kuning pucat, bau
khas, tidak tengik.
Kelarutan :
Larut dalam 2 bagian etanol (95
) P

pada suhu 60
, sangat mudah larut

dalam kloroform P, dan eter P.
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup baik, terlindung
dari cahaya, di
tempat sejuk.
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
BAB
III
METODE
KERJA
III.1
Alat dan Bahan
III.1.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada
percobaan ini adalah bunsen, gegep, gelas ukur, rak tabung, stopwatch, tabung
reaksi dan termometer.
III.1.2
Bahan
Adapun
bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah aquadest, gliserin dan minyak
goreng.
III.2
Cara Kerja
Adapun
cara kerja pada percobaan ini, yaitu :
1.
Disiapakan alat dan
bahan
2.
Ditimbang gelas ukur
kosong
3.
Dimasukkan sampel ke
dalam tabung reaksi dengan volume 10 mL
4.
Ditimbang gelas ukur isi
5.
Dimasukkan tabung reaksi
yang berisi sampel ke dalam gelas ukur
6.
Dipasang termometer
dalam tabung reaksi dan diusahakan agar termometer tersebut tidak menyentuh
dasar dan pinggiran tabung reaksi
7.
Diamati penurunan suhu
pada termometer
8.
Diulangi prosedur
percobaan dengan sampel lain
9.
Dihitung kalor jenis zat
cair
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
IV.1
Tabel Pengamatan
No
|
Bahan
|
Suhu
|
Waktu
|
M1
|
M2
|
T1
|
T2
|
S
|
1
|
Aquadest
|
80°C
|
0 s
|
![]() ![]() |
![]() ![]() |
556 s
|
567 s
|
1,59 Joule
|
70°C
|
76 s
|
|||||||
60°C
|
225 s
|
|||||||
50°C
|
255 s
|
|||||||
2
|
Gliserin
|
80°C
|
0 s
|
![]() ![]() |
![]() ![]() |
567 s
|
556 s
|
-8,46 Joule
|
70°C
|
120 s
|
|||||||
60°C
|
141 s
|
|||||||
50°C
|
306 s
|
|||||||
3
|
Minyak Goreng
|
80°C
|
0 s
|
![]() ![]() |
![]() ![]() |
309 s
|
567 s
|
9,64 Joule
|
70°C
|
86 s
|
|||||||
60°C
|
70 s
|
|||||||
50°C
|
153 s
|
IV.2
Perhitungan
IV.2.1 Aquadest
Diketahui
:
m
= 50
gram
T1 = 556 s
T2 = 567 s
M1 = 

M2 = 

Ditanyakan : S …. ?
Penyelesaian :









IV.2.2 Gliserin
Diketahui
:
m = 500 gram
T1 = 567 s
T2 = 556 s
M1 = 

M2 =

Ditanyakan : S …. ?
Penyelesaian :



= 

=




IV.2.3 Minyak
Goreng
Diketahui
:
m = 10 gram
T1 = 309 s
T2 = 556 s
M1 = 

M2 =

Ditanyakan : S …. ?
Penyelesaian :









IV.3 Pembahasan
Hukum
Pendinginan Newton menyatakan bahwa laju perubahan pendinginan suatu benda
sebanding dengan perbedaan antara suhu sendiri dan suhu sekitarnya (Halliday,
1996).
Panas dapat
dipindahkan dari suatu sistem ke sistem lain yang suhunya berbeda. Seperti pada
batang logam yang dipanasi di satu sisi maka lama kelamaan suhu sisi lain juga
akan naik. Setiap bahan memiliki kemampuan daya hantar yang berbeda-beda.
Konduktivitas panas suatu zat menunjukkan kemampuan suatu zat dalam
menghantarkan panas per satuan ketebalan medium, persatuan luasan dan persatuan
suhu. Perpindahan panas dapat didefinisikan sebagai berpindahnya energi dari
suatu daerah kedaerah lainnya sebagai akibat dari beda suhu antara
daerah-daerah tersebut dari temperatur fluida yang lebih tinggi ke fluida lain
yang memiliki temperatur yang lebih rendah. Perpindahan panas pada umumnya
dapat dibedakan menjadi 3 cara perpindahan panas yaitu: konduksi (conduction,
juga dikenal dengan istilah hantaran), konveksi (convection, juga dikenal dengan
istilah aliran), radiasi (radiation, juga dikenal dengan istilah pancaran)
(Nanik, 2014).
Dipraktikum
ini kami melakukan percobaan Pendinginan Newton pada aquadest, liserin dan minyak
goreng. Aquadest memiliki massa jenis sebesar 1
, gliserin memiliki
massa jenis sebesar 1,26
dan minyak goreng memiliki massa jenis
sebesar0,921
.



Jika
aquadest dibandingkan dengan gliserin maka kalor jenis yang didapatkan 1,59
Joule. Kemudian, jika gliserin dibandingkan dengan aquadest maka didapatkan kalor
jenis sebesar -8,46 Joule. Dan jika minyak goreng dibandingkan dengan aquadest
maka didapatkan kalor jenis sebesar 9,69 Joule.
Dari hasil
praktikum yang dilakukan ternyata sampel yang paling cepat penurunan suhunya
adalah minyak dan yang paling lambat penurunan suhunya adalah gliserin. Hal
tersebut disebabkan karena penurunan suhu suatu zat cair dipengaruhi oleh massa
jenis zat. Zat cair yang memiliki massa jenis yang lebih kecil laju penurunan
suhunya semakin cepat dan sebaliknya zat cair yang memiliki massa jenis yang
lebih besar laju penurunan suhunya semakin lambat.
Terdapat
faktor-faktor kesalahan pada praktikum ini, seperti kelambatan menyalakan
stopwatch pada saat pengukuran penurunan suhu sampel sehingga hasil yang
didapatkan tidak tepat dan saat pengukuran suhu pada sampel, termometer yang
digunakan mengenai dinding tabung reaksi hal tersebut menyebabkan
BAB
V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan
percobaan dapat ditarik kesimpulan bahwa Hukum Pendinginan Newton menyatakan
laju perubahan pendinginan suhu suatu benda sebanding dengan perubahan antara
suhu sendiri dan suhu sekitar.
Kalor jenis suatu zat dapat ditentukan dengan rumus :

Kecepatan
penurunan suhu suatu sampel di tentukan oleh massa jenis sampel. Sampel yang
paling cepat penurunan suhunya adalah minyak goreng dan sampel yang paling
lambat penurunan suhunya adalah gliserin.
V.2 Saran
V.2.1 Saran Untuk Dosen
Saran kami
untuk dosen yaitu sebaiknya lebih mengontrol tim asisten dan praktikannya saat
praktikum sedang berlangsung.
V.2.2 Saran Untuk Asisten
Saran kami
untuk asisten yaitu sebaiknya para asisten lebih tepat waktu dan sebaiknya selalu
mendampingi praktikan agar tidak terjadi kesalahan pada saat melakukan
praktikum.
V.2.3 Saran Untuk
Laboratorium
Sebaiknya
alat bahan pada laboratorium dilengkapi lagi, dan ada baiknya jika laboratorium
diperluas agar praktikan tidak berdesakan saat praktikum.
DAFTAR
PUSTAKA
Dirjen POM. 1979. Farmakope
Indonesia edisi III. Departemen Kesehatan
Republik
Indonesia : Jakarta.
Halliday, D dan Resnick,
R. Fisika Jilid I edisi ke-3.
Erlangga : Jakarta.
Ruslan Hani, Ahmadi dan Handoko, Riwidikdo. 2007. Fisika Kesehatan.
Nuha Medika : Yogyakarta.
Satira, Suparno. 2013. Fisika Dasar. Institut Teknologi
Bandung :
Bandung.
Suryani, Nanik dan Santosa, Edi. Pendidikan Fisika. Universitas Sanata
Dharma : Depok.
LAMPIRAN
![]() |

(Minyak 10 mL)
(Pemanasan Aquadest)
![]() |
|||
![]() |
|||
(PemanasanGliserin) ( Pengukuran suhu
minyak )
![]() |
![]() |
( Pengukuran suhu aquadest )




( Pengukuran suhu gliserin)






Tidak ada komentar:
Posting Komentar