Assalamu'alaikum gaess, kali ini saya akan berbagi sedikit tentang Laporan Praktikum Kimia Dasar yang berjudul "Pengenalan Bahan Kimia"
Semoga bermanfaat yaa :)
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dalam mempelajari ilmu kimia kita tak pernah lepas dari
bahan-bahan kimia. Untuk itu kita perlu diperkenalkan tentang bahan-bahan
kimia. Pengenalan bahan-bahan kimia sangat penting dilakukan untuk mahsiswa baru,
karena hal tersebut merupakan dasar pengetahuan mengenai bahan-bahan apa saja
yang sifatnya berbahaya dan tidak berbahaya.
Laboratorium
kimia merupakan sarana penting untuk pendidikan, penelitian, pelayanan dan uji
mutu. Institusi-institusi pendidikan, industri dan
lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan memiliki laboratorium kimia dalam
jenis yang berbeda-beda. Dalam sudut pandang keselamatan kerja di dalam
laboratorium, semua laboratorium tersebut memiliki bahaya dasar yang sama sebagai
akibat penggunaan bahan kimia dan teknik selama bekerja. Pengenalan bahan kimia dilakukan untuk
mengetahui apa-apa saja dan bagaimana ciri-ciri, bentuk, sifat suatu bahan
kimia yang ada dilaboratorium kimia dasar.
Pelaksanaan
praktikum dalam laboratorium kimia tidak terlepas dari alat-alat dan
bahan-bahan kimia, baik yang berbahaya maupun yang tidak berbahaya. Perlu diketahui bahwa ada begitu banyak jenis
bahan-bahan kimia di laboratorium dengan berbagai karakteristik misalnya saja
mudah meledak, mudah terbakar, menyebabkan iritasi, atau juga bersifat korosif
dan atau toxic. Maka
dari itu diperlukan pemahaman dari bahan-bahan kimia tersebut.
Adapun
hubungannya dengan farmasi yaitu dimana pembuatan sediaan farmasi yang mana
nantinya akan melakukan banyak pengujian dengan bahan bahan kimia ataupun
reaksi kimia. Oleh karena itu di perlukan wawasan untuk mengetahui alat dan
bahan dari laboratorium kimia dasar.
Dengan adanya pengenalan bahan kita
dapat mengetahui bahan-bahan yang sifatnya korosif, asam kuat, asam lemah, basa
kuat, basa lemah, mudah meledak, beracun, mudah terbakar, pelarut dan
pengoksidasi.
I.2 Maksud dan Tujuan
Percobaan
I.2.1 Maksud
Percobaan
Adapun
maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami bahan bahan yang
ada di dalam laboratorium kimia.
I.2.2 Tujuan
Percobaan
Adapun
tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bentuk-bentuk bahan kimia
2. Untuk mengetahui penggolongan dan simbol-simbol
bahan berbahaya pada label bahan kimia
I.3 Prinsip Percobaan
Adapun
prinsip percobaan pada praktikum ini adalah memperkenalkan bahan-bahan kimia berdasarkan bentuk dan
tingkat kebahayaannya.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
II.1
Teori Umum
Laboratorium adalah suatu banguanan berupa ruang tertutup atau terbuka,
bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis di dalamnya
dilengkapi dengan peralatan dan bahan-bahan sesuai dengan bidang keilmuan
tertentu untuk melakukan percobaan ilmiah, penelitian, praktek pembelajaran,
kegiatan pengujian, kalibrasi dan atau produksi bahan tertentu. Sedang
laboratorium kimia adaalah suatu ruangan pengujian zat kimia baik secara
kuantitatif atau kualitatif (Wardiyah, 2008).
Ilmu kimia merupakan ilmu pengetahuan tentang komposisi,
struktur, sifat dan reaksi-reaksi bahan, terutama dalam sistem atomik dan
molekuler. Kehidupan penuh dengan ilmu kimia, misal; kehidupan merupakan
gambaran serangkaian proses biokimia. Semua makhluk hidup tersusun atas
berbagai senyawa organik. Kehidupan manusia secara fisik dibangun oleh
senyawa-senyawa kimia, hidup dengan banyak senyawa kimia, dan kualitas
kehidupan manusia modern tergantung pada bahan-bahan kimia (Satyajit, 2007)
Pengenalan
terhadap zat merupakan hal yang sangat penting dan suatu keharusan bagi siapa
saja yang berada dalam lingkungan zat (terutama di laboratorium atau gudang
kimia) atau yang akan mengemas, menggunakan atau memperlakukan zat itu dalam
pekerjaan tertentu. Kemampuan ini sangat penting dan sangat membantu bagaimana
orang itu seharusnya dan
sebaiknya berbuat sehingga diri dan lingkungannya tetap bersih, sehat dan aman
di samping pekerjaannya menjadi lebih lancar dan cermat (Mulyono, 2005).
Sebelum
bekerja di laboratorium kimia maka pengetahuan tentang jenis-jenis bahan kimia
harus dikuasai. Bahan kimia dibedakan menajdi tiga jenis yaitu, padat, cair dan
gas. Padatan
Bekerja di
laboratorium kimia akan berhadapan dengan bahan kimia setiap saat. Setiap bahan
kimia memiliki sifat yang berbeda yang membutuhkan penanganan tertentu. Sifat
bahan kimia umumnya berbahya, mengiritasi, toksik dan mudah terbakar. Sedapat
mungkin kontak bahan kimia dengan kulit, pencernaan, pernafasan harus dihindari
(Wardiyah, 2008).
Sumber-sumber bahaya yang perlu
diwaspadai selama di laboratorium kimia meliputi; bahan kimia yang mudah
terbakar, beracun, korosif, mudah meledak dan kersinogenik. Kemudian alat-alat
sumber panas yang rentan terhadap kebakaran dan sengatan listrik seperti
kompor, alat pemanasan, oven, lampu dan sebagainya. Dan alat-alat gelas yang
mudah pecah yang berpotensial melukai tubuh serta pemanas air atau minyak yang
dapat memercik (Wardiyah, 2008).
Sifat zat
meliputi sifat fisis dan sifar kimia. Sifat-sifat ini meliputi anatara lain
wujud, bau, titik didih, titik bakar, higroskopis, daya larut, daya cemar, daya
rusak, daya racun, rumus molekul, rumus kristal dan kereaktifan. Sebagian besar
zat kimia merupakan pencemar bagi lingkungannya, dan sekelompok zat ada yang
bersifat mudah terbakar, mudah meledak, korosif (terutama asam-asam), merusak
organ tubuh atau meracuni organisme. Pereaktifan zat dapat diartikan sebagai
kemudahan zat itu bereaksi dengan zat tertentu, udara, cahaya atau benda lain
di sekitarnya (Mulyono 2005).
Zat yang
diperdagangkan sering disertai dengan lambang tertentu pada label atau etiket kemasannya, terutama dimaksudkan
pada bahaya atau akibat yang dapat ditimbulakan oleh zat yang bersangkutan
(Mulyono 2005).
Kemasan
suatu zat dapat mengandung satu bahkan lebih lambang yang menandakan bahaya
bukanlah berarti bahwa zat yang bersangkutan aman atau bebas bahaya; setiap
bahan atau reagen kimia harus berhati-hati didalam memperlakukannya. Umumnya
bahan kimia bersifat racun bagi tubuh bila masuk kedalam tubuh melalui oral
(lewat tangan tidak bersih atau luka). Megenal dulu sebelum berhubungan
langsung dengan zat yang bersangkutan akan memberikan rasa aman bekerja; dan
rasa takut atau sikap hati-hati yang berlebihan dalam memperlakukan suatu zat
merupakan tindakan yang tidak perlu (Mulyono 2005).
Pada etiket
kemasan bahan-bahan kimia yang memiliki kemurnian sangat tinggi, yaitu
bahan-bahan kimia yang bermutu pereaksi (reagent grade), yang dalam bahasa inggris
dikenal sebagai bahan kimia Pro Analyse
(PA), Analytical Reagent (AR), atau Guaranted Reagen (GR), pesen kemurnian
dan persen kotoran-kotoran yang terdapat di dalamnya harus dicantumkan. Pada
etiket kemasan bahan-bahan kimia bermutu komersial atau berderajat teknis (technical grade), yaitu bahan-bahan
kimia yang memiliki derajat kemurnian yang paling rendah dan banyak digunakan
dalam industri dalam skala besar, persentase kotoran-kotoran yang terkandung
tidak dicantumkan (Damin, 2007)
Simbol-simbol bahan kimia berlaku universal untuk seluruh dunia dan
dirancang oleh sekelompok ahli bahan-bahan kimia berbahaya. Simbol-simbol ini
digunakan oleh ILO (International Labour
Organization) pada tahun 1956 untuk menarik perhatian atas resiko dari
bahan-bahan kimia tersebut. Beberapa simbol atau lambang berupa gambar dapat
diganti dengan satu atau dua buah huruf. Lambang huruf ini juga berlaku
universal. Lambang huruf untuk beberapa bahan kimia yang berbahaya yaitu simbol
bahan kimia yang mudah meledak atau bahan eksplosif (exposive substance) disingkat dengan huruf E, simbol bahan kimia
pengoksidasi atau bahan kimia oksidator (oxidizing
substance) disingkat dengan huruf O, simbol bahan kimia yang mudah menyala
atau mudah terbakar (flammable substance) disingkat dengan huruf F,
simbol bahan kimia yang bersifat racun
atau bahan kimia toksik (toxic
substance) disingkat dengan huruf T, simbol bahan kimia yang dapat merusak
atau bahan kimia korosif (corrosive substance) disingkat dengan huruf C,
simbol bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan iritasi pada jaringan tubuh (irritant substance) disingkat dengan
huruf Xi dan simbol bahan kimia yang dapat menimbulkan kerusakan kecil atau
merugikan tubuh (harmful substance)
disingkat dengan huruf Xn (Damin, 2007)
II.2
Uraian Bahan
1.
Amonium Nitrat (Dirjen POM;1979,Hal 644)
Nama Resmi
|
:
|
AMMONIUM NITRATE
|
Nama Lain
|
:
|
Amonium Nitrat
|
RM/BM
|
:
|
NH4NO3/80.043
|
Pemerian
|
:
|
Hablur tidak berwarna
|
Kelarutan
|
:
|
Mudah larut dalam air
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup baik
|
Kegunaan
|
:
|
Sebagai sampel
|
2.
Aquadest (Dirjen POM;1979,Hal.96)
Nama Resmi
|
:
|
AQUA DESTILLATA
|
Nama Lain
|
:
|
Air
suling
|
BM/RM
|
:
|
18,02/H2O
|
Pemerian
|
:
|
Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa.
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup baik.
|
Kegunaan
|
:
|
Sebagai sampel.
|
3.
Asam Asetat (Dirjen POM;1979.Hal.793)
Nama Resmi
|
:
|
ACIDUM ACETICUM
|
Nama Lain
|
:
|
Asam asetat
|
RM/BM
|
:
|
CH3COOH
|
Pemerian
|
:
|
Cairan, jernih tidak berwarna, bau khas, tidak menusuk, rasa asam yang
tajam.
|
Kelarutan
|
:
|
Dapat bercampur dengan air, dengan
etanol dan dengan gliserol.
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup rapat.
|
Kegunaan
|
:
|
Sebagai sampel
|
4.
Asam Format (Dirjen POM;1979;Hal.648)
Nama Resmi
|
:
|
FORMIC ACID
|
Nama Lain
|
:
|
Asam format
|
RM/BM
|
:
|
CH2O2/46.025
|
Pemerian
|
:
|
Cairan tidak berwarna, bau sangat tajam, sangat
korosif.
|
Kelarutan
|
:
|
Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol (95%) P
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup baik
|
Kegunaan
|
:
|
Sebagai sampel
|
5.
Asam Klorida (Dirjen POM;1979;Hal.53)
Nama Resmi
|
:
|
ACIDUM HYDROCHLORIDUM
|
Nama Lain
|
:
|
Asam klorida
|
RM/BM
|
:
|
HCl/36.46
|
Pemerian
|
:
|
Cairan, tidak berwarna, berasap, bau merangsang. Jika
diencerkan dengan dua bagian air asap dan bau hilang.
|
Kelarutan
|
:
|
Larut dalam air tercampur penuh.
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup rapat.
|
Kegunaan
|
:
|
Sebagai sampel
|
6.
Asam Nitrat (Dirjen POM;1979,Hal.650)
Nama Resmi
|
:
|
NITRIC ACID
|
Nama Lain
|
:
|
Asam nitrat
|
RM/BM
|
:
|
HNO3/63.012
|
Pemerian
|
:
|
Cairan jernih berasap, hampir tidak berwarna sampai
berwarna kuning.
|
Kelarutan
|
:
|
.
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup rapat.
|
Kegunaan
|
:
|
Sebagai sampel
|
7.
Asam Sitrat (Dirjen POM;2014,Hal.164)
Nama Resmi
|
:
|
CITRIC ACID
|
Nama Lain
|
:
|
Asam sitrat
|
RM/BM
|
:
|
C6H8O7/192,13
|
Pemerian
|
:
|
Hablur bening, tidak berwarna atau serbuk hablur granul
sampai halus, putih, tidak berbau atau praktis tidak berbau, rasa sangat
asam. Bentuk hidrat dalam udara kering.
|
Kelarutan
|
:
|
Sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam etanol,
agak sukar larut dalam eter.
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup baik
|
Kegunaan
|
:
|
Sebagai sampel
|
8.
Asam Sulfat (Dirjen POM;1979;Hal.58)
Nama Resmi
|
:
|
ACIDUM SULFURICUM
|
Nama Lain
|
:
|
Asam sulfat
|
RM/BM
|
:
|
H2SO4/98,07
|
Pemerian
|
:
|
Cairan kental seperti minyak,
korosif
|
Kelarutan
|
:
|
Cairan kental, tidak berwarna. Jika ditambahkan ke dalam
air menimbulkan panas.
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup rapat
|
Kegunaan
|
:
|
Sebagai sampel
|
9.
Barium Hidroksida (Dirjen POM;1979,Hal.656)
Nama Resmi
|
:
|
BARII HYDROXIDUM
|
Nama Lain
|
:
|
Barium Hidroksida
|
RM/BM
|
:
|
Ba(OH)2
|
Pemerian
|
:
|
Hablur, tidak berwarna
|
Kelarutan
|
:
|
Larut dalam 5 bagian air
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup baik
|
Kegunaan
|
:
|
Sebagai sampel
|
10. Benzena
(Dirjen POM;1979,Hal.658)
Nama Resmi
|
:
|
BENZENE
|
Nama Lain
|
:
|
Benzena
|
RM/BM
|
:
|
C6H6
|
Pemerian
|
:
|
Cairan transparan, tidak berwarna, mudah menyala
|
Kelarutan
|
:
|
-
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup baik
|
Kegunaan
|
:
|
Sebagai sampel
|
11. Eter
(Dirjen POM;1979,Hal.672)
Nama Resmi
|
:
|
ETHER
|
Nama Lain
|
:
|
Eter
|
RM/BM
|
:
|
C4H10O/74,12
|
Pemerian
|
:
|
Cairan mudah bergerak, mudah menguap, tak berwarna
berbau khas.
|
Kelarutan
|
:
|
Larut dalam air, dapat bercampur dengan etanol, dengan
benzen, dengan kloroform, dengan
heksana, dengan minyak lemak dan minyak menguap
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya, diisi
sebagian, pada suhu tidak lebih dari 30ºC dan jauh dari api.
|
Kegunaan
|
:
|
Sebagai sampel.
|
12. Kalsium
Hidroksida (Dirjen POM;1979;Hal.124)
Nama Resmi
|
:
|
CALCII HYDROXIDIUM
|
Nama Lain
|
:
|
Kalsium Hidroksida
|
RM/BM
|
:
|
CaOH/74,09
|
Pemerian
|
:
|
Serbuk putih, rasa agak pahit.
|
Kelarutan
|
:
|
Larut dalam kurang lebih 630 bagian air.
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup rapat
|
Kegunaan
|
:
|
Sebagai sampel.
|
13. Kalsium
Karbonat (Dirjen POM;1979,Hal.690)
Nama Resmi
|
:
|
CALCII CARBONAS
|
Nama Lain
|
:
|
Kalsium Karbonat
|
RM/BM
|
:
|
CaCO3/68,06
|
Pemerian
|
:
|
Serbuk hablur, putih, tidak berbau, tidak
berasa.
|
Kelarutan
|
:
|
Praktis, tidak larut dalam air, sangat sukar larut
dalam air yang mengandung
karbondioksida.
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup
|
Kegunaan
|
:
|
Sebagai sampel.
|
14. Kalium
Klorat (Dirjen POM;Hal.690)
Nama Resmi
|
:
|
POTASSIUM CHLORATE
|
Nama Lain
|
:
|
Kalium Klorat
|
RM/BM
|
:
|
ClO3
|
Pemerian
|
:
|
Serbuk putih atau hablur tidak berwarna. Jika tercampur
dengan zat organik atau zat yang mudah di oksidasi sangat mudah meledak jika
dipanaskan atau digerus
|
Kelarutan
|
:
|
Larut dalam 16 bagian air pada suhu 15,5oC
|
Penyimpanan
|
:
|
Simpan dalam wadah tertutup rapat
|
Kegunaan
|
:
|
Sebagai sampel.
|
15. Kalium
Permanganat (Dirjen POM;1979,Hal.330)
Nama Resmi
|
:
|
POTASSIUM PERMANGANATE
|
Nama Lain
|
:
|
Kalsium permanganat
|
RM/BM
|
:
|
KMnO4/158,03
|
Pemerian
|
:
|
Hablur, ungu tua, hampir tidak tembus oleh cahaya yang
diteruskan dan berwarna biru mentalik mengkilap oleh cahaya yang dipantulkan,
kadang-kadang disertai merah tembaga tua, stabil di udara.
|
Kelarutan
|
:
|
Larut dalam air, larut dalam air mendidih.
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup baik, tidak tembus cahaya.
|
Kegunaan
|
:
|
Sebagai sampel.
|
16. Kalium
Nitrat (Dirjen POM;1979,Hal.691)
Nama Resmi
|
:
|
POTASSIUM NITRATE
|
Nama Lain
|
:
|
Kalium nitrat
|
RM/BM
|
:
|
KNO3/101.102
|
Pemerian
|
:
|
Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak
berbau, rasa dingin dan asin.
|
Kelarutan
|
:
|
Larut dalam 3,3
bagian air.
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah
tertutup baik
|
Kegunaan
|
:
|
Sebagai
sampel.
|
17. Metanol
(Dirjen POM;1979,Hal.706)
Nama Resmi
|
:
|
Methanol
|
Nama Lain
|
:
|
Metanol
|
RM/BM
|
:
|
CH3OH/32.04
|
Pemerian
|
:
|
Cairan tidak berwarna, jernih dan bau khas
|
Kelarutan
|
:
|
Dapat bercampur dengan air, membentuk cairan jernih
tidak berwarna
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup rapat
|
Kegunaan
|
:
|
Sebagai sampel.
|
18. Natrium
Hidroksida (Dirjen POM;1979,Hal.412)
Nama Resmi
|
:
|
SODIUM HYDROXIDE
|
Nama Lain
|
:
|
Natrium Hidroksida
|
RM/BM
|
:
|
NaOH/40.00
|
Pemerian
|
:
|
Putih atau praktis putih, keras, rapuh dan
menunjukkan
pecahan hablur. Jika terpapar udara, akan cepat menyerap karbondioksida dan
lembab. Massa melebur, terbentuk pelet kecil, serpihihan atau batangan atau
bentuk lain.
|
Kelarutan
|
:
|
Mudah larut dalam air dan dalam
etanol.
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup rapat
|
Kegunaan
|
:
|
Sebagai sampel.
|
19. Natrium
Klorida (Dirjen POM;1979,Hal.403)
Nama Resmi
|
:
|
NATRII CHLORIDUM
|
Nama Lain
|
:
|
Natrium Klorida
|
RM/BM
|
:
|
NaCl/58,44
|
Pemerian
|
:
|
Hablur heksana, hedral tidak berwarna, atau serbuk
hablur, tidak berbau dan rasa asin.
|
Kelarutan
|
:
|
Larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air
mendidih dan dalam kurang lebih 10 bagian gliserol p sukar larut dalam
etanol.
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup baik
|
Kegunaan
|
:
|
Sebagai sampel
|
20. Toluena
(Dirjen POM;1979,Hal.735)
Nama Resmi
|
:
|
TOLUENE
|
Nama Lain
|
:
|
Toluena
|
RMl/BM
|
:
|
C6H5CH3/92.141
|
Pemerian
|
:
|
Cairan jernih, tidak berwarna, mudah terbakar
|
Kelarutan
|
:
|
Praktis tidak larut dalam air, dapat campur dengan
etanol mutlak P.
|
Penyimpanan
|
:
|
Dalam wadah tertutup baik
|
Kegunaan
|
:
|
Sebagai sampel.
|
BAB
III
METODE
KERJA
III.1 Alat dan Bahan Percobaan
III.1.1
Alat Percobaan
Adapun
alat yang digunakan pada percobaan ini adalah gelas arloji, kertas perkamen dan
sendok tanduk.
III.1.2
Bahan Percobaan
Adapun
bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah amonium
nitrat, aquadest, asam asetat, asam format, asam klorida, asam nitrat, asam
sitrat, asam sulfat, barium hidroksida, benzena, eter, kalsium hidroksida,
kalsium karbonat, kalium klorat, kalium permanganat, kalium nitrat, metanol,
natrium hidroksida, natrium klorida, dan toluena.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Pengamatan
No
|
Jenis Bahan
|
Contoh Bahan
|
Bentuk Bahan
|
Penyimpanan
|
|
1
|
Asam
|
Asam Kuat
|
Asam Klorida
|
Cairan
|
Wadah tertutup
rapat
|
Asam Sulfat
|
Cairan
|
Wadah tertutup
rapat
|
|||
Amonium
|
Cairan
|
Wadah tertutup
rapat
|
|||
Asam Lemah
|
Asam Asetat
|
Cairan
|
Wadah tertutup
rapat
|
||
Asam Format
|
Cairan
|
Wadah tertutup
rapat
|
|||
Asam Sianida
|
Cairan
|
Wadah tertutup
rapat
|
|||
2
|
Basa
|
Basa Kuat
|
Natrium Hidroksida
|
Hablur
|
Wadah tertutup
rapat
|
Kalium Hidroksida
|
Cairan
|
Wadah tertutup
rapat
|
|||
Litium Hidroksida
|
Padatan
|
Wadah tertutup
rapat
|
|||
Basa Lemah
|
Barium Hidroksida
|
Padatan
|
Wadah tertutup
rapat
|
||
Aluminium
Hidroksida
|
Padatan
|
Wadah tertutup
rapat
|
|||
Stronsium
Hidroksida
|
Padatan
|
Wadah tertutup
rapat
|
|||
3
|
Bentuk Garam
|
Natrium Klorida
|
Hablur
|
Wadah tertutup
rapat
|
|
Kalium Karbonat
|
Serbuk
|
Wadah tertutup
rapat
|
|||
Kalium Nitrat
|
Padatan
|
Wadah tertutup
rapat
|
|||
4
|
Bentuk Pelarut
|
Aquadest
|
Cairan
|
Wadah tertutup
rapat
|
|
Raksa
|
Cairan
|
Wadah tertutup
rapat
|
|||
Eter
|
Cairan
|
Wadah tertutup
rapat
|
|||
5
|
Beracun
|
Metanol
|
Cairan
|
Wadah tertutup
rapat
|
|
Benzena
|
Cairan
|
Wadah tertutup baik
|
|||
Kalium Sianida
|
Padatan
|
Wadah tertutup
rapat
|
|||
Nitrobenzena
|
Cairan
|
Wadah tertutup
rapat
|
|||
6
|
Korosif
|
Asam Sulfat
|
Cairan
|
Wadah tertutup
rapat
|
|
Asam Nitrat
|
Cairan
|
Wadah tertutup
rapat
|
|||
Asam Klorida
|
Cairan
|
Wadah tertutup
rapat
|
|||
Natrium Hidroksida
|
Cairan
|
Wadah tertutup
rapat
|
|||
7
|
Mudah Meledak
|
Merkuri
|
Cairan
|
Wadah tertutup
rapat
|
|
Timbal
|
Padatan
|
Wadah tertutup
rapat
|
|||
TNT
|
Cairan
|
Wadah tertutup
rapat
|
|||
Amonium Nitrat
|
Padatan
|
Wadah tertutup
rapat
|
|||
Kalium Klorat
|
Padatan
|
Wadah tertutup
rapat
|
|||
8
|
Mudah Terbakar
|
n-Hexan
|
Cairan
|
Wadah tertutup
rapat
|
|
Metanol
|
Cairan
|
Wadah tertutup
rapat
|
|||
Benzena
|
Cairan
|
Wadah tertutup
rapat
|
|||
Toluena
|
Cairan
|
Wadah tertutup
rapat
|
|||
Dietil Eter
|
Cairan
|
Wadah tertutup
rapat
|
|||
9
|
Pengoksidasi
|
Asam Nitrat
|
Cairan
|
Wadah tertutup
rapat
|
|
Kalium Permanganat
|
Kristal
|
Wadah tertutup
rapat
|
|||
Perklorat
|
Cairan
|
Wadah tertutup
rapat
|
|||
Klorin
|
Cairan
|
Wadah tertutup
rapat
|
IV.2 Pembahasan
Pada
pengenalan bahan ada banyak sifat yang dimiliki bahan kimia. Setiap bahn kimia memiliki sifat yang berbeda yang
membutuhkan penanganan tertentu. Sifat bahan kimia umumnya berbahaya,
mengiritasi, toksik dan mudah terbakar. Sedapat mungkin kontak bahan kimia
dengan kulit, pencernaan dan pernafasan harus dihindari.
Demi
keselamatan kerja di laboratorium perlu dipahami simbol yang menyertai setiap
bahan kimia yang terdapat pada wadahnya. Simbol-smbol tersebut diperlukan untuk
mengetaui sifat bahan sehingga memudahkan penanganannya. Berikut ini beberapa
simbol yang umum kita jumpai pada wadah bahan kimia (Wardiyah, 2008) :
a. Mudah Terbakar (Flammable)
Simbol untuk bahan kimia yang mempunyai
titik nyala rendah, mudah terbkar dengan api bunsen, permukaan metal panas atau
loncatan bunga. Bahan mudah terbakar dapat berwujud gas dan cairan yang mudah
menguap atau bahan padat dalam bentuk debu dapat meledak (meledak) jika
tercampur atau terdispersi dengan udara. Contohnya, logam Na, K, P. Penanganan
bahan berbahaya dapat dilakukan dengan cara hindarkan dari api, nyala, loncatan
bunga api dan panas (Wardiyah, 2008).
b. Bahan Mudah Teroksidasi (Oxidizing)
Bahan kimia bersifat pengoksidasi,
dapat menyebabkan kebakaran dengan menghasilkan panas saat kontak dengan bahan
organik dan bahan pereduksi. Contohnya KClO4, H2O2.
Penanganan bahan yang mudah teroksidasi dapat dilakukan dengan cara hindarkan
dari bahan organik yang mudah atau dapat terbakar, panas dan api (Wardiyah,
2008).
c. Bahan Mudah Meledak (Explosive)
Bahan kimia yang mudah meledak dengan
adanya panas atau percikan bunga atau percikan bunga api, gesekan atau
benturan. Contohnya KClO3 TNT, NH4NO3.
Penaganan bahan kimia yang mudah terbakar dapat dilakukan dengan cara hindarkan
dari tumbukan, benturan, gesekan, panas, loncatan api dan sumber nyala lain
bahkan tanpa oksigen atmosferik (Wardiyah, 2008).
d. Bahan Korosif
Bahan korosif
dilambangkan dengan C. Produk ini dapat merusak jaringan hidup,
menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal bahkan dapat menyebabkan kulit
mengelupas. Contohnya, HCl, NaOH, H2SO4. Penanganan bahan
kimia yang bersifat korosif dapat dilakukan dengan cara hindarkan kontak dengan
kulit, mata dan pernafasan (Wardiyah, 2008).
e. Bahan Beracun (Toxic)
Bahan kimia yang bersifat beracun atau
toxic dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius bila terhirup, tertelan
atau terabsorpsi melalui kulit. Contohnya, metanol dan benzena. Penaganan bahan
kimia yang bersifat beracun dapat dilakukan denagn cara hindarkan kontak dengan
tubuh lewat kulit, mulut dan pernafasan (Wardiyah, 2008).
f. Bahan Bahaya Iritasi (Harmful Irritant)
Bahan kimia yang mudah mengiritasi
belambang I. Bahan kimia ini dapat menyebabkan gatal-gatal, peradangan saluran
Contohnya, NaOH, Cl2 dan C6H5OH. Penanganan
bahan kimia iritasi dapat dilakukan dengan cara hindarkan kontak dengan kulit
dan mata, serta jangan menghirup uapnya (Wardiyah, 2008).
Asam adalah spesi yang dapat membentuk
ikatan kovalen dengan akseptor pasangan elektron bebas dari spesi yang lain, sedangkan
basa adalah spesi yang dapat membentuk ikatan kovalen melalui donor pasangan
elektron bebas kepada spesi yang lain (Syukri S, 1999)
Adapun cara penanganan bahan kimia berbahaya
yaitu sebagai berikut (Soemanto, 2000) :
1. Mengenali bahan
Pelajari informasi sifat bahan, bahaya
dan cara penanganannya (buku indeks MSDS LDKB). Jangan mencicipi atau mencium
uapnya untuk mengenali bahan.
2. Substitusi
Bila mungkin jangan menggunakan bahan
kimia berbahaya. Usahakan mencari gantinya (substitusi) yang lebih aman.
3. Menggunakan sesedikit mungkin bahan
Bila harus menggunakan bahan berbahaya,
gunakan sesedikit mungkin, termasuk pemesanannya.
4. Mencegah emisi
Usahakan mencegah emisi atau kebocoran
bahan beracun dan korosif. Bila emisi tak dapat dihindari, isolasi daerah
emisi, dan hisap dengan local exhauster atau lakukan pekerjaan dalam lemari
asam.
5. Mengurangi keterpaan
Bila emisi tak terhindarkan, buka
jendela dan pasang ventilasi agar pencemaran di bawah nilai ambang batas (NAB).
Bila tidak mungkin, kurangi waktu kerja atau waktu keterpaan
6. Menggunakan APD
Gunakan APD (gloves, kacamata, masker,
respirator) untuk melindungi diri dari keterpaan.
7. Hati-hati dengan bahaya kebakaran
Hindari bahan mudah terbakar dari nyala
api, bara, loncatan listrik dan logam panas
8. Wapadai bahan atau campuran eksplosif
Jauhkan bahan eksplosif dari panas,
gesekan mekanik, goncangan dan udara panas sinar matahari
9. Bahaya tersembunyi dari gudang
Jaga gudang agar tetap dingin,
berventilasi, kering, jauh dari api, serta hindari interaksi antara bahan
inkopatibel. Jaga gudang agar tetap bersih, rapi dan periksa setiap saat akan
adanya kebocoran atau tumpahan
10. Mengendalikan limbahan bahan kimia
Usahakan setiap proses dengan limbah
seminimal mungkin. Daun ulang disarankan. Ikuti aturan pemusnahan atau
pembuangan bahan dengan benar.
BAB
V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan
percobaan yang di lakukan diperoleh kesimpulan, yaitu :
1. Bentuk-bentuk bahan kimia terdiri dari bentuk padatan,
cairan dan gas
2. Bahan kimia digolongkan berdasarkan sifatnya yaitu mudah
terbakar (flammable), mudah teroksidasi (oxidizing), mudah meledak (explosive),
korosif, beracun (toxic) dan bahaya iritasi (harmfull irritant).
V.2 Saran
V.2.1
Saran untuk Laboratorium

V.2.2
Saran untuk Dosen
Sebaiknya
dosen selalu hadir pada saat praktikum untuk mengawasi asisten dan praktikan.
V.2.3
Saran untuk Asisten
Sebaiknya
semua asisten hadir pada saat praktikum untuk mengawasi dan membimbing
praktikan. Agar praktikan dapat
melakukan percobaan dengan baik dan benar.
![]() |
DAFTAR
PUSTAKA
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia edisi III.
Departemen Kesehatan
Republik Indonesia : Jakarta.
HAM, Mulyono. 2005. Membuat Reagen Kimia di Laboratorium. Jakarta :
Bumi
Aksara.
Imamkhasani, Soemanto.
2000. Pengenalan Bahan Kimia.
Puslitbang LIPI : Bandung
S, Syukri dan Sadijah
Achmad. 1999. Kimia Dasar 2. ITB :
Bandung
Sumardjo, Damin. 2007. Pengantar Kimia. Penerbit Buku
Kedokteran : Jakarta.
Sarker, Satyajit D dan
Lutfun Nahar. 2007. Kimia Untuk Mahasiswa
Farmasi. Pustaka Pelajar : Yogyakarta
Wardiyah. 2008. Praktikum Kimia Dasar. Kemenkes RI :
Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar