Jumat, 25 Januari 2019

LAPORAN LENGKAP KIMIA DASAR TENTANG PENGENALAN BAHAN KIMIA


Assalamu'alaikum gaess, kali ini saya akan berbagi sedikit tentang Laporan Praktikum Kimia Dasar yang berjudul "Pengenalan Bahan Kimia"
Semoga bermanfaat yaa :)



BAB I
PENDAHULUAN
I.1  Latar Belakang
        Dalam mempelajari ilmu kimia kita tak pernah lepas dari bahan-bahan kimia. Untuk itu kita perlu diperkenalkan tentang bahan-bahan kimia. Pengenalan bahan-bahan kimia sangat penting dilakukan untuk mahsiswa baru, karena hal tersebut merupakan dasar pengetahuan mengenai bahan-bahan apa saja yang sifatnya berbahaya dan tidak berbahaya.
        Laboratorium kimia merupakan sarana penting untuk pendidikan, penelitian, pelayanan dan uji mutu. Institusi-institusi pendidikan, industri dan lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan memiliki laboratorium kimia dalam jenis yang berbeda-beda. Dalam sudut pandang keselamatan kerja di dalam laboratorium, semua laboratorium tersebut memiliki bahaya dasar yang sama sebagai akibat penggunaan bahan kimia dan teknik selama bekerja. Pengenalan bahan kimia dilakukan untuk mengetahui apa-apa saja dan bagaimana ciri-ciri, bentuk, sifat suatu bahan kimia yang ada dilaboratorium kimia dasar.
        Pelaksanaan praktikum dalam laboratorium kimia tidak terlepas dari alat-alat dan bahan-bahan kimia, baik yang berbahaya maupun yang tidak berbahaya. Perlu diketahui bahwa ada begitu banyak jenis bahan-bahan kimia di laboratorium dengan berbagai karakteristik misalnya saja mudah meledak, mudah terbakar, menyebabkan iritasi, atau juga bersifat korosif dan atau toxic. Maka dari itu diperlukan pemahaman dari bahan-bahan kimia tersebut.
        Adapun hubungannya dengan farmasi yaitu dimana pembuatan sediaan farmasi yang mana nantinya akan melakukan banyak pengujian dengan bahan bahan kimia ataupun reaksi kimia. Oleh karena itu di perlukan wawasan untuk mengetahui alat dan bahan dari laboratorium kimia dasar.
        Dengan adanya pengenalan bahan kita dapat mengetahui bahan-bahan yang sifatnya korosif, asam kuat, asam lemah, basa kuat, basa lemah, mudah meledak, beracun, mudah terbakar, pelarut dan pengoksidasi.
I.2  Maksud dan Tujuan Percobaan
I.2.1 Maksud Percobaan
        Adapun maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami bahan bahan yang ada di dalam laboratorium kimia.
I.2.2 Tujuan Percobaan
        Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1.    Untuk mengetahui bentuk-bentuk bahan kimia
2.    Untuk mengetahui penggolongan dan simbol-simbol bahan berbahaya pada label bahan kimia
I.3  Prinsip Percobaan
        Adapun prinsip percobaan pada praktikum ini adalah memperkenalkan bahan-bahan kimia berdasarkan bentuk dan tingkat kebahayaannya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teori Umum
        Laboratorium adalah suatu banguanan berupa ruang tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis di dalamnya dilengkapi dengan peralatan dan bahan-bahan sesuai dengan bidang keilmuan tertentu untuk melakukan percobaan ilmiah, penelitian, praktek pembelajaran, kegiatan pengujian, kalibrasi dan atau produksi bahan tertentu. Sedang laboratorium kimia adaalah suatu ruangan pengujian zat kimia baik secara kuantitatif atau kualitatif (Wardiyah, 2008).
        Ilmu kimia merupakan ilmu pengetahuan tentang komposisi, struktur, sifat dan reaksi-reaksi bahan, terutama dalam sistem atomik dan molekuler. Kehidupan penuh dengan ilmu kimia, misal; kehidupan merupakan gambaran serangkaian proses biokimia. Semua makhluk hidup tersusun atas berbagai senyawa organik. Kehidupan manusia secara fisik dibangun oleh senyawa-senyawa kimia, hidup dengan banyak senyawa kimia, dan kualitas kehidupan manusia modern tergantung pada bahan-bahan kimia (Satyajit, 2007)
        Pengenalan terhadap zat merupakan hal yang sangat penting dan suatu keharusan bagi siapa saja yang berada dalam lingkungan zat (terutama di laboratorium atau gudang kimia) atau yang akan mengemas, menggunakan atau memperlakukan zat itu dalam pekerjaan tertentu. Kemampuan ini sangat penting dan sangat membantu bagaimana orang itu seharusnya dan sebaiknya berbuat sehingga diri dan lingkungannya tetap bersih, sehat dan aman di samping pekerjaannya menjadi lebih lancar dan cermat (Mulyono, 2005).
         Sebelum bekerja di laboratorium kimia maka pengetahuan tentang jenis-jenis bahan kimia harus dikuasai. Bahan kimia dibedakan menajdi tiga jenis yaitu, padat, cair dan gas. Padatan
        Bekerja di laboratorium kimia akan berhadapan dengan bahan kimia setiap saat. Setiap bahan kimia memiliki sifat yang berbeda yang membutuhkan penanganan tertentu. Sifat bahan kimia umumnya berbahya, mengiritasi, toksik dan mudah terbakar. Sedapat mungkin kontak bahan kimia dengan kulit, pencernaan, pernafasan harus dihindari (Wardiyah, 2008).
        Sumber-sumber bahaya yang perlu diwaspadai selama di laboratorium kimia meliputi; bahan kimia yang mudah terbakar, beracun, korosif, mudah meledak dan kersinogenik. Kemudian alat-alat sumber panas yang rentan terhadap kebakaran dan sengatan listrik seperti kompor, alat pemanasan, oven, lampu dan sebagainya. Dan alat-alat gelas yang mudah pecah yang berpotensial melukai tubuh serta pemanas air atau minyak yang dapat memercik (Wardiyah, 2008).
        Sifat zat meliputi sifat fisis dan sifar kimia. Sifat-sifat ini meliputi anatara lain wujud, bau, titik didih, titik bakar, higroskopis, daya larut, daya cemar, daya rusak, daya racun, rumus molekul, rumus kristal dan kereaktifan. Sebagian besar zat kimia merupakan pencemar bagi lingkungannya, dan sekelompok zat ada yang bersifat mudah terbakar, mudah meledak, korosif (terutama asam-asam), merusak organ tubuh atau meracuni organisme. Pereaktifan zat dapat diartikan sebagai kemudahan zat itu bereaksi dengan zat tertentu, udara, cahaya atau benda lain di sekitarnya (Mulyono 2005).
        Zat yang diperdagangkan sering disertai dengan lambang tertentu pada label  atau etiket kemasannya, terutama dimaksudkan pada bahaya atau akibat yang dapat ditimbulakan oleh zat yang bersangkutan (Mulyono 2005).
        Kemasan suatu zat dapat mengandung satu bahkan lebih lambang yang menandakan bahaya bukanlah berarti bahwa zat yang bersangkutan aman atau bebas bahaya; setiap bahan atau reagen kimia harus berhati-hati didalam memperlakukannya. Umumnya bahan kimia bersifat racun bagi tubuh bila masuk kedalam tubuh melalui oral (lewat tangan tidak bersih atau luka). Megenal dulu sebelum berhubungan langsung dengan zat yang bersangkutan akan memberikan rasa aman bekerja; dan rasa takut atau sikap hati-hati yang berlebihan dalam memperlakukan suatu zat merupakan tindakan yang tidak perlu (Mulyono 2005).
        Pada etiket kemasan bahan-bahan kimia yang memiliki kemurnian sangat tinggi, yaitu bahan-bahan kimia yang bermutu pereaksi (reagent grade), yang dalam bahasa inggris dikenal sebagai bahan kimia Pro Analyse (PA), Analytical Reagent (AR), atau Guaranted Reagen (GR), pesen kemurnian dan persen kotoran-kotoran yang terdapat di dalamnya harus dicantumkan. Pada etiket kemasan bahan-bahan kimia bermutu komersial atau berderajat teknis (technical grade), yaitu bahan-bahan kimia yang memiliki derajat kemurnian yang paling rendah dan banyak digunakan dalam industri dalam skala besar, persentase kotoran-kotoran yang terkandung tidak dicantumkan (Damin, 2007)
        Simbol-simbol bahan kimia berlaku universal untuk seluruh dunia dan dirancang oleh sekelompok ahli bahan-bahan kimia berbahaya. Simbol-simbol ini digunakan oleh ILO (International Labour Organization) pada tahun 1956 untuk menarik perhatian atas resiko dari bahan-bahan kimia tersebut. Beberapa simbol atau lambang berupa gambar dapat diganti dengan satu atau dua buah huruf. Lambang huruf ini juga berlaku universal. Lambang huruf untuk beberapa bahan kimia yang berbahaya yaitu simbol bahan kimia yang mudah meledak atau bahan eksplosif (exposive substance) disingkat dengan huruf E, simbol bahan kimia pengoksidasi atau bahan kimia oksidator (oxidizing substance) disingkat dengan huruf O, simbol bahan kimia yang mudah menyala atau mudah terbakar (flammable substance) disingkat dengan huruf F, simbol bahan kimia yang bersifat racun  atau bahan kimia toksik (toxic substance) disingkat dengan huruf T, simbol bahan kimia yang dapat merusak atau bahan kimia korosif (corrosive substance) disingkat dengan huruf C, simbol bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan iritasi pada jaringan tubuh (irritant substance) disingkat dengan huruf Xi dan simbol bahan kimia yang dapat menimbulkan kerusakan kecil atau merugikan tubuh (harmful substance) disingkat dengan huruf Xn (Damin, 2007)
II.2 Uraian Bahan
1.     Amonium Nitrat (Dirjen POM;1979,Hal 644)
Nama Resmi
:
AMMONIUM NITRATE
Nama Lain
:
Amonium Nitrat
RM/BM
:
NH4NO3/80.043
Pemerian
:
Hablur tidak berwarna
Kelarutan
:
Mudah larut dalam air
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan
:
Sebagai sampel
2.    Aquadest (Dirjen POM;1979,Hal.96)
Nama Resmi
:
AQUA DESTILLATA
Nama Lain
:
Air suling
BM/RM
:
18,02/H2O
Pemerian
:
Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa.
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan
:
Sebagai sampel.
3.    Asam Asetat (Dirjen POM;1979.Hal.793)
Nama Resmi
:
ACIDUM ACETICUM
Nama Lain
:
Asam asetat
RM/BM
:
CH3COOH
Pemerian
:
Cairan, jernih tidak berwarna, bau khas, tidak menusuk, rasa asam yang tajam.
Kelarutan
:
Dapat bercampur dengan air, dengan etanol dan dengan gliserol.
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan
:
Sebagai sampel
4.    Asam Format (Dirjen POM;1979;Hal.648)
Nama Resmi
:
FORMIC ACID
Nama Lain
:
Asam format
RM/BM
:
CH2O2/46.025
Pemerian
:
Cairan tidak berwarna, bau sangat tajam, sangat korosif.
Kelarutan
:
Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol (95%) P
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan
:
Sebagai sampel
5.    Asam Klorida (Dirjen POM;1979;Hal.53)
Nama Resmi
:
ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama Lain
:
Asam klorida
RM/BM
:
HCl/36.46
Pemerian
:
Cairan, tidak berwarna, berasap, bau merangsang. Jika diencerkan dengan dua bagian air asap dan bau hilang.
Kelarutan
:
Larut dalam air tercampur penuh.
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan
:
Sebagai sampel
6.    Asam Nitrat (Dirjen POM;1979,Hal.650)
Nama Resmi
:
NITRIC ACID
Nama Lain
:
Asam nitrat
RM/BM
:
HNO3/63.012
Pemerian
:
Cairan jernih berasap, hampir tidak berwarna sampai berwarna kuning.
Kelarutan
:
.
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan
:
Sebagai sampel
7.    Asam Sitrat (Dirjen POM;2014,Hal.164)
Nama Resmi
:
CITRIC ACID
Nama Lain
:
Asam sitrat
RM/BM
:
C6H8O7/192,13
Pemerian
:
Hablur bening, tidak berwarna atau serbuk hablur granul sampai halus, putih, tidak berbau atau praktis tidak berbau, rasa sangat asam. Bentuk hidrat dalam udara kering.
Kelarutan
:
Sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam etanol, agak sukar larut dalam eter.
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan
:
Sebagai sampel
8.    Asam Sulfat (Dirjen POM;1979;Hal.58)
Nama Resmi
:
ACIDUM SULFURICUM
Nama Lain
:
Asam sulfat
RM/BM
:
H2SO4/98,07
Pemerian
:
Cairan kental seperti minyak, korosif
Kelarutan
:
Cairan kental, tidak berwarna. Jika ditambahkan ke dalam air menimbulkan panas.
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan
:
Sebagai sampel
9.    Barium Hidroksida (Dirjen POM;1979,Hal.656)
Nama Resmi
:
BARII HYDROXIDUM
Nama Lain
:
Barium Hidroksida
RM/BM
:
Ba(OH)2
Pemerian
:
Hablur, tidak berwarna
Kelarutan
:
Larut dalam 5 bagian air
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan
:
Sebagai sampel
10. Benzena (Dirjen POM;1979,Hal.658)
Nama Resmi
:
BENZENE
Nama Lain
:
Benzena
RM/BM
:
C6H6
Pemerian
:
Cairan transparan, tidak berwarna, mudah menyala
Kelarutan
:
-
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan
:
Sebagai sampel
11. Eter (Dirjen POM;1979,Hal.672)
Nama Resmi 
:
ETHER
Nama Lain
:
Eter
RM/BM
:
C4H10O/74,12
Pemerian
:
Cairan mudah bergerak, mudah menguap, tak berwarna berbau khas.
Kelarutan
:
Larut dalam air, dapat bercampur dengan etanol, dengan benzen, dengan kloroform,  dengan heksana, dengan minyak lemak dan minyak menguap
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya, diisi sebagian, pada suhu tidak lebih dari 30ºC dan jauh dari api.
Kegunaan
:
Sebagai sampel.
12. Kalsium Hidroksida (Dirjen POM;1979;Hal.124)
Nama Resmi
:
CALCII HYDROXIDIUM
Nama Lain
:
Kalsium Hidroksida
RM/BM
:
CaOH/74,09
Pemerian
:
Serbuk putih, rasa agak pahit.
Kelarutan
:
Larut dalam kurang lebih 630 bagian air.
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan
:
Sebagai sampel.
13. Kalsium Karbonat (Dirjen POM;1979,Hal.690)
Nama Resmi
:
CALCII CARBONAS
Nama Lain
:
Kalsium Karbonat
RM/BM
:
CaCO3/68,06
Pemerian
:
Serbuk hablur, putih, tidak berbau, tidak
 berasa.
Kelarutan
:
Praktis, tidak larut dalam air, sangat sukar larut dalam air yang mengandung
 karbondioksida.
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup
Kegunaan
:
Sebagai sampel.
14. Kalium Klorat (Dirjen POM;Hal.690)
Nama Resmi
:
POTASSIUM CHLORATE
Nama Lain
:
Kalium Klorat
RM/BM
:
ClO3
Pemerian
:
Serbuk putih atau hablur tidak berwarna. Jika tercampur dengan zat organik atau zat yang mudah di oksidasi sangat mudah meledak jika dipanaskan atau digerus
Kelarutan
:
Larut dalam 16 bagian air pada suhu 15,5oC
Penyimpanan
:
Simpan dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan
:
Sebagai sampel.
15. Kalium Permanganat (Dirjen POM;1979,Hal.330)
Nama Resmi
:
POTASSIUM PERMANGANATE
Nama Lain
:
Kalsium permanganat
RM/BM
:
KMnO4/158,03
Pemerian
:
Hablur, ungu tua, hampir tidak tembus oleh cahaya yang diteruskan dan berwarna biru mentalik mengkilap oleh cahaya yang dipantulkan, kadang-kadang disertai merah tembaga tua, stabil di udara.
Kelarutan
:
Larut dalam air, larut dalam air mendidih.
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik, tidak tembus cahaya.
Kegunaan
:
Sebagai sampel.
16. Kalium Nitrat (Dirjen POM;1979,Hal.691)
Nama Resmi
:
POTASSIUM NITRATE
Nama Lain
:
Kalium nitrat
RM/BM
:
KNO3/101.102
Pemerian
:
Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa dingin dan asin.
Kelarutan
:
Larut dalam 3,3 bagian air.
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan
:
Sebagai sampel.
17. Metanol (Dirjen POM;1979,Hal.706)
Nama Resmi
:
Methanol
Nama Lain
:
Metanol
RM/BM
:
CH3OH/32.04
Pemerian
:
Cairan tidak berwarna, jernih dan bau khas
Kelarutan
:
Dapat bercampur dengan air, membentuk cairan jernih tidak berwarna
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan
:
Sebagai sampel.
18. Natrium Hidroksida (Dirjen POM;1979,Hal.412)
Nama Resmi
:
SODIUM HYDROXIDE
Nama Lain
:
Natrium Hidroksida
RM/BM
:
NaOH/40.00
Pemerian
:
Putih atau praktis putih, keras, rapuh dan
 menunjukkan pecahan hablur. Jika terpapar udara, akan cepat menyerap karbondioksida dan lembab. Massa melebur, terbentuk pelet kecil, serpihihan atau batangan atau bentuk lain.
Kelarutan
:
Mudah larut dalam air dan dalam etanol.
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan
:
Sebagai sampel.
19. Natrium Klorida (Dirjen POM;1979,Hal.403)
Nama Resmi
:
NATRII CHLORIDUM
Nama Lain
:
Natrium Klorida
RM/BM
:
NaCl/58,44
Pemerian
:
Hablur heksana, hedral tidak berwarna, atau serbuk hablur, tidak berbau dan rasa asin.
Kelarutan
:
Larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air mendidih dan dalam kurang lebih 10 bagian gliserol p sukar larut dalam etanol.
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan
:
Sebagai sampel
20. Toluena (Dirjen POM;1979,Hal.735)
Nama Resmi
:
TOLUENE
Nama Lain
:
Toluena
RMl/BM
:
C6H5CH3/92.141
Pemerian
:
Cairan jernih, tidak berwarna, mudah terbakar
Kelarutan
:
Praktis tidak larut dalam air, dapat campur dengan etanol mutlak P.
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan
:
Sebagai sampel.



BAB III
METODE KERJA
III.1  Alat dan Bahan Percobaan
III.1.1  Alat Percobaan
        Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah gelas arloji, kertas perkamen dan sendok tanduk.
III.1.2  Bahan Percobaan
        Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah amonium nitrat, aquadest, asam asetat, asam format, asam klorida, asam nitrat, asam sitrat, asam sulfat, barium hidroksida, benzena, eter, kalsium hidroksida, kalsium karbonat, kalium klorat, kalium permanganat, kalium nitrat, metanol, natrium hidroksida, natrium klorida, dan toluena. 


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1  Hasil Pengamatan
No
Jenis Bahan
Contoh Bahan
Bentuk Bahan
Penyimpanan
1
Asam
Asam Kuat
Asam Klorida
Cairan
Wadah tertutup rapat
Asam Sulfat
Cairan
Wadah tertutup rapat
Amonium
Cairan
Wadah tertutup rapat
Asam Lemah
Asam Asetat
Cairan
Wadah tertutup rapat
Asam Format
Cairan
Wadah tertutup rapat
Asam Sianida
Cairan
Wadah tertutup rapat
2
Basa
Basa Kuat
Natrium Hidroksida
Hablur
Wadah tertutup rapat
Kalium Hidroksida
Cairan
Wadah tertutup rapat
Litium Hidroksida
 Padatan
Wadah tertutup rapat
Basa Lemah
Barium Hidroksida
 Padatan
Wadah tertutup rapat
Aluminium Hidroksida
 Padatan
Wadah tertutup rapat
Stronsium Hidroksida
 Padatan
Wadah tertutup rapat
3
Bentuk Garam
Natrium Klorida
Hablur
Wadah tertutup rapat
Kalium Karbonat
 Serbuk
Wadah tertutup rapat
Kalium Nitrat
 Padatan
Wadah tertutup rapat
4
Bentuk Pelarut
Aquadest
Cairan
Wadah tertutup rapat
Raksa
Cairan
Wadah tertutup rapat
Eter
Cairan
Wadah tertutup rapat
5
Beracun
Metanol
 Cairan
Wadah tertutup rapat
Benzena
 Cairan
Wadah tertutup baik
Kalium Sianida
 Padatan
Wadah tertutup rapat
Nitrobenzena
 Cairan

Wadah tertutup rapat
6
Korosif
Asam Sulfat
Cairan
Wadah tertutup rapat
Asam Nitrat
Cairan
Wadah tertutup rapat
Asam Klorida
Cairan
Wadah tertutup rapat
Natrium Hidroksida
Cairan
Wadah tertutup rapat
7
Mudah Meledak
Merkuri
 Cairan
Wadah tertutup rapat
Timbal
 Padatan
Wadah tertutup rapat
TNT
 Cairan
Wadah tertutup rapat
Amonium Nitrat
 Padatan
Wadah tertutup rapat
Kalium Klorat
 Padatan
Wadah tertutup rapat
8
Mudah Terbakar
n-Hexan
 Cairan
Wadah tertutup rapat
Metanol
Cairan
Wadah tertutup rapat
Benzena
Cairan
Wadah tertutup rapat
Toluena
Cairan
Wadah tertutup rapat
Dietil Eter
Cairan
Wadah tertutup rapat
9
Pengoksidasi
Asam Nitrat
Cairan
Wadah tertutup rapat
Kalium Permanganat
Kristal
Wadah tertutup rapat
Perklorat
Cairan
Wadah tertutup rapat
Klorin
Cairan
Wadah tertutup rapat

IV.2  Pembahasan
        Pada pengenalan bahan ada banyak sifat yang dimiliki bahan kimia. Setiap bahn kimia memiliki sifat yang berbeda yang membutuhkan penanganan tertentu. Sifat bahan kimia umumnya berbahaya, mengiritasi, toksik dan mudah terbakar. Sedapat mungkin kontak bahan kimia dengan kulit, pencernaan dan pernafasan harus dihindari.
        Demi keselamatan kerja di laboratorium perlu dipahami simbol yang menyertai setiap bahan kimia yang terdapat pada wadahnya. Simbol-smbol tersebut diperlukan untuk mengetaui sifat bahan sehingga memudahkan penanganannya. Berikut ini beberapa simbol yang umum kita jumpai pada wadah bahan kimia (Wardiyah, 2008) :
a.    Mudah Terbakar (Flammable)
Simbol Bahan Kimia Mudah Terbakar
        Simbol untuk bahan kimia yang mempunyai titik nyala rendah, mudah terbkar dengan api bunsen, permukaan metal panas atau loncatan bunga. Bahan mudah terbakar dapat berwujud gas dan cairan yang mudah menguap atau bahan padat dalam bentuk debu dapat meledak (meledak) jika tercampur atau terdispersi dengan udara. Contohnya, logam Na, K, P. Penanganan bahan berbahaya dapat dilakukan dengan cara hindarkan dari api, nyala, loncatan bunga api dan panas (Wardiyah, 2008).
b.    Bahan Mudah Teroksidasi (Oxidizing)
Simbol Bahan Kimia Mudah Teroksidasi
        Bahan kimia bersifat pengoksidasi, dapat menyebabkan kebakaran dengan menghasilkan panas saat kontak dengan bahan organik dan bahan pereduksi. Contohnya KClO4, H2O2. Penanganan bahan yang mudah teroksidasi dapat dilakukan dengan cara hindarkan dari bahan organik yang mudah atau dapat terbakar, panas dan api (Wardiyah, 2008).
c.    Bahan Mudah Meledak (Explosive)
Simbol Bahan Kimia Mudah Meledak
        Bahan kimia yang mudah meledak dengan adanya panas atau percikan bunga atau percikan bunga api, gesekan atau benturan. Contohnya KClO3 TNT, NH4NO3. Penaganan bahan kimia yang mudah terbakar dapat dilakukan dengan cara hindarkan dari tumbukan, benturan, gesekan, panas, loncatan api dan sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen atmosferik (Wardiyah, 2008).
d.    Bahan Korosif
Simbol Bahan Kimia Korosif
         Bahan korosif  dilambangkan dengan C. Produk ini dapat merusak jaringan hidup, menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal bahkan dapat menyebabkan kulit mengelupas. Contohnya, HCl, NaOH, H2SO4. Penanganan bahan kimia yang bersifat korosif dapat dilakukan dengan cara hindarkan kontak dengan kulit, mata dan pernafasan (Wardiyah, 2008).
e.    Bahan Beracun (Toxic)
Simbol Bahan Kimia Beracun
       Bahan kimia yang bersifat beracun atau toxic dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius bila terhirup, tertelan atau terabsorpsi melalui kulit. Contohnya, metanol dan benzena. Penaganan bahan kimia yang bersifat beracun dapat dilakukan denagn cara hindarkan kontak dengan tubuh lewat kulit, mulut dan pernafasan (Wardiyah, 2008).
f.     Bahan Bahaya Iritasi (Harmful Irritant)
Simbol Bahan Kimia Iritasi
         Bahan kimia yang mudah mengiritasi belambang I. Bahan kimia ini dapat menyebabkan gatal-gatal, peradangan saluran Contohnya, NaOH, Cl2 dan C6H5OH. Penanganan bahan kimia iritasi dapat dilakukan dengan cara hindarkan kontak dengan kulit dan mata, serta jangan menghirup uapnya (Wardiyah, 2008).
        Asam adalah spesi yang dapat membentuk ikatan kovalen dengan akseptor pasangan elektron bebas dari spesi yang lain, sedangkan basa adalah spesi yang dapat membentuk ikatan kovalen melalui donor pasangan elektron bebas kepada spesi yang lain (Syukri S, 1999)
        Adapun cara penanganan bahan kimia berbahaya yaitu sebagai berikut (Soemanto, 2000) :
1.    Mengenali bahan
        Pelajari informasi sifat bahan, bahaya dan cara penanganannya (buku indeks MSDS LDKB). Jangan mencicipi atau mencium uapnya untuk mengenali bahan.
2.    Substitusi
        Bila mungkin jangan menggunakan bahan kimia berbahaya. Usahakan mencari gantinya (substitusi) yang lebih aman.
3.    Menggunakan sesedikit mungkin bahan
        Bila harus menggunakan bahan berbahaya, gunakan sesedikit mungkin, termasuk pemesanannya.
4.    Mencegah emisi
        Usahakan mencegah emisi atau kebocoran bahan beracun dan korosif. Bila emisi tak dapat dihindari, isolasi daerah emisi, dan hisap dengan local exhauster atau lakukan pekerjaan dalam lemari asam.
5.    Mengurangi keterpaan
        Bila emisi tak terhindarkan, buka jendela dan pasang ventilasi agar pencemaran di bawah nilai ambang batas (NAB). Bila tidak mungkin, kurangi waktu kerja atau waktu keterpaan
6.    Menggunakan APD
        Gunakan APD (gloves, kacamata, masker, respirator) untuk melindungi diri dari keterpaan.
7.    Hati-hati dengan bahaya kebakaran
        Hindari bahan mudah terbakar dari nyala api, bara, loncatan listrik dan logam panas
8.    Wapadai bahan atau campuran eksplosif
        Jauhkan bahan eksplosif dari panas, gesekan mekanik, goncangan dan udara panas sinar matahari
9.    Bahaya tersembunyi dari gudang
        Jaga gudang agar tetap dingin, berventilasi, kering, jauh dari api, serta hindari interaksi antara bahan inkopatibel. Jaga gudang agar tetap bersih, rapi dan periksa setiap saat akan adanya kebocoran atau tumpahan
10. Mengendalikan limbahan bahan kimia
        Usahakan setiap proses dengan limbah seminimal mungkin. Daun ulang disarankan. Ikuti aturan pemusnahan atau pembuangan bahan dengan benar.

BAB V
PENUTUP
V.1  Kesimpulan
        Berdasarkan percobaan yang di lakukan diperoleh kesimpulan, yaitu :
1.    Bentuk-bentuk bahan kimia terdiri dari bentuk padatan, cairan dan gas
2.    Bahan kimia digolongkan berdasarkan sifatnya yaitu mudah terbakar (flammable), mudah teroksidasi (oxidizing), mudah meledak (explosive), korosif, beracun (toxic) dan bahaya iritasi (harmfull irritant).
V.2  Saran
V.2.1  Saran untuk Laboratorium
         Sebaiknya alat-alat dan bahan-bahan di laboratorium lebih dilengkapi lagi. Agar pada saat praktikum dilaksanakan tidak terjadi kekurangan alat dan bahan.
V.2.2  Saran untuk Dosen
        Sebaiknya dosen selalu hadir pada saat praktikum untuk mengawasi asisten dan praktikan.
V.2.3  Saran untuk Asisten
        Sebaiknya semua asisten hadir pada saat praktikum untuk mengawasi dan membimbing praktikan. Agar praktikan dapat melakukan percobaan dengan baik dan benar.







 

DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia : Jakarta.
HAM, Mulyono. 2005. Membuat Reagen Kimia di Laboratorium. Jakarta :
Bumi Aksara.
Imamkhasani, Soemanto. 2000. Pengenalan Bahan Kimia. Puslitbang LIPI : Bandung
S, Syukri dan Sadijah Achmad. 1999. Kimia Dasar 2. ITB : Bandung
Sumardjo, Damin. 2007. Pengantar Kimia. Penerbit Buku Kedokteran : Jakarta.
Sarker, Satyajit D dan Lutfun Nahar. 2007. Kimia Untuk Mahasiswa Farmasi. Pustaka Pelajar : Yogyakarta
Wardiyah. 2008. Praktikum Kimia Dasar. Kemenkes RI : Jakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar